Cemburu Itu Seksi. Ketika dilanda rasa cemburu, sikapku akan benar-benar menjengkelkan. Aku pun jadi serba salah, maunya marah-marah tidak karuan. Pokoknya, suasana hati gelap. Sementara objek yang dicemburui juga seolah-olah tidak tahu atau tidak mau tahu. Duh, betapa gemasnya hati ini! Perasaan negatif ini tentu sangat menyiksa. Padahal, yang ada dibayanganku sering tidak seperti kenyataannya. I don't like it. Jika kubiarkan, it would kill me. Sehingga timbul keinginan kuat dalam diriku untuk menghilangkan rasa negatif ini. But how…?
Seiring bertambahnya umur dan kematangan jiwa, aku berhasil menguasai rasa cemburu yang over dosis. Setidaknya, aku tidak ngos-ngosan seperti dulu, lebih accept, dan lebih rileks. I have had it, no more please!! Awal-awal pernikahan, memang rasa cemburu yang berlebihan ini terus terang saja sangat merugikan energi positif. Energi negatif justru semakin kuat dan tentunya tidak ada manfaatnya. Bukannya suami tambah sayang, yang ada malah sering terjadi drama satu babak yang berakhir dengan adegan menangis dari pihakku. Dan parahnya kalau dibiarkan terus-menerus, stabilitas rumah tangga bisa terganggu. Ini yang tak pernah aku inginkan.
Dear Kokiers,
Cemburu atau kecemburuan adalah perasaan atau pikiran atau perilaku yang muncul kadang-kadang secara tiba-tiba terhadap seseorang yang dianggap mengancam atau berpotensial mengganggu ketentraman dalam suatu hubungan (percintaan/perkawinan) oleh seseorang yang dianggap sebagai saingan. Secara lebih sederhana, cemburu diartikan sebagai perasaan protektif yang cenderung berupa kemarahan terhadap seseorang yang dianggap berpotensial mengganggu sebuah hubungan.
Cemburu tidak hanya berkaitan dengan masalah asmara, tetapi konotasinya leih luas ke masalah-masalah yang bersifat lebih kompleks. Misalnya, cemburu yang lebih bersifat sirik dan iri hati terhadap seseorang yang dianggap mempunyai “kelebihan-kelebihan” yang tidak kita miliki. Bahkan, dalam kehidupan beragama dan dunia seni juga ada rasa cemburu.
Biasanya orang yang mempunyai rasa jealous yang berlebihan terhadap sesuatu akan membuat dirinya menjadi seorang fanatik yang cenderung ke arah negatif dan menganggap bahwa dirinyalah yang paling benar. Dalam bahasa yang lebih luas dan simple, cemburu menurut kamus Webster adalah resentful and envious, as someone’s success, achievement and advantages. Artinya, perasaan marah, iri atas keberhasilan maupun prestasi dan keberuntungan orang lain. Cemburu bisa dirasakan oleh siapa saja, mulai anak usia 5-6 bulan hingga orang dewasa berusia 65 tahun.
Ada banyak sekali cara dalam mengekspresikan rasa cemburu. Berbeda bangsa, berbeda pula ekspresinya karena rasa cemburu juga bisa dipengaruhi oleh budaya setempat di mana seseorang tinggal. Setiap orang pun memiliki ekspresi berbeda untuk memperlihatkan rasa cemburunya. Ada yang diam-diam, ada juga yang menyimpannya hingga menjadi dendam yang menggunun. Ada yang mengamuk abusive, ada pula yang tanpa ba bi bu langsung turun tangan.
Cemburu buta dalam dunia asmara bisa berakibat fatal dan menjurus ke arah kekerasan, saling bunuh, dan sebagainya. Padahal, bila cemburu tidak berlebihan justru bisa meningkatkan gairah seksual pasangan. Konon, lebih menjanjikan kepuasan yang optimal.
Ketika sedang "beribadah", secara tidak sadar, dilakukan secara menggebu-gebu. Ini karena tercurahnya semua rasa protektif dalam jiwa seseorang yang sedang dilanda cemburu untuk membuktikan orang yang dicintai adalah milik dia seutuhnya. Energi yang menggebu inilah yang kadang mendorong pasangan unntuk mempermainkan perasaan pasangannya. Usaha untuk membuat cemburu pasangan mungkin sebenarnya mengarah kepada kepuasan psikologis bahwa dirinya masi dicintai oleh pasanannya.
Pendapat tersebut ternyata disanggah oleh beberapa pengarang buku psikologi, salah satunya Serge Kreutz dalam bukunya "Instrumental Jealousy". Ia membantah dengan tegas bahwa tidak benar cemburu bisa mempunyai dimensi penambah gairah seks dan kepuasan seksual. Justru, permainan yang disengaja untuk menciptakan cemburu pasangan bisa-bisa menjadi senjata makan tuan.
Dulu, aku pernah dilabrak mentah-mentah oleh seorang perempuan. Pagi-pagi, dia mencak-mencak dan menuduh aku telah merebut perhatian sang cowok yang ditaksirnya. Selain itu, masih ada beberapa peristiwa lain yang intinya sama. Tentu aku tidak bisa menyalahkan mereka karena kusadari aku sendiri pecemburu berat.
Ketika masa sekolah, jika melihat pacarku ngobrol akrab dengan cewek lain, kontan rasa aneh dalam dada menderu-nderu. Rasanya ingin berteriak atau menangis guling-guling. Begitu insecure-nya aku waktu itu. Apalagi kalau melihat sang pacar asyik ngobrol dengan cewek imut berambut panjang dan berhidung mancung, tambah meradang aku. Padahal sang pacar hanya sekedar ngobrol. Aku memang tidak melakukan adegan labrak-melabrak atau menangis berguling-guling. Aku hanya diam mbatin dan nelangsa bin sengsara tidak berdaya. Pacar-pacarku tidak pernah tahu kalau aku sebetulnya sangat pecemburu.
Semenjak menikah, lain perkara. Duh, rasa cemburuku bener-bener diuji habis. Suamiku orang yang ramah dan gampang obral senyum dan cepat gaul serta punya rasa humor yang tinggi. Sifat-sifat yang dulu aku dambakan dari seorang lelaki, namun kenyataannya? Hati ini ternyata tidak kuat.
Ketika masih pengantin baru, melihat suami ngobrol dengan tetangga yang super sexy, hobby berbaju sangat sexy dan berwajah sexy, bisa bikin kiamat duniaku. Apalagi kalau mereka tertawa-tawa ria, rasanya kupingku dikulik-kulik dan hatiku diremas-remas. Padahal mereka hanya ngobrol biasa dan aku juga terlibat dengan mereka. Belum lagi kalau kita ke bank, kantor pos atau shopping mall, suami suka sekali sok akrab dan sok dekat walau lebih ke arah usil dengan komentar ini-itu.
Dear pembaca,
Begitu parahnya rasa cemburu di dalam dada, ketika kami menonton TV, tiba-tiba ada iklan dengan model cewek muda nan sexy dan bepakaian minim, membuat mulut ini manyun dan hati panas membara. Merasa tersaingi, aku sering berebut remote TV dan langsung ganti channel.
Mula-mula sih, suami masih terima. Bahkan, somehow justru senang dicemburuin dan membuat kepala dia tambah melar. Tetapi, cemburu terlalu sering membuat si Mas Paijo ini sewot dan tidak kalah hot hatinya. Lha, apa-apa gak boleh. Ngobrol sama cewek gak boleh, nonton TV gak boleh, murah senyum gak boleh, mau dibawa ke mana hidup ini? Sementara aku sendiri sulit banget mengalahkan rasa cemburu ini.
Seiring dengan bertambah matangnya usia dan umur perkawinan, kami berhasil melalui fase-fase sulit tersebut. Tetapi, tidak segampang membalikkan telapak tangan dan perlu proses.
Kini, walau suami mengobrol dengan tetangga perempuan ataupun beramah-tamah kepada orang yang baru dikenal, aku santai saja. Aku berkeyakinan he is not going anywhere. Akhirnya aku menyadari, betapa tololnya aku dulu dengan segala rasa cemburu yang meledak-ledak dan lebih mengarah ke cemburu buta.
Sekarang, aku bisa mentertawakan kebodohan dan rasa ketidakamanan hati yang merongrong dalam jiwa. Memang ada benarnya, cemburu adalah tanda cinta, cemburu itu sexy. Tetapi, kalau sudah melebihi porsi yang sewajarnya justru akan menghancurkan sebuah rumah tangga.
Seperti kata pepatah populer, too much love will kill you. Rasa cemburu yang berlebihan akan otomatis membatasi ruang gerak pasangan kita. Walau sudah menjadi istri atau suami, masing-masing masih sebagai individu yang mempunyai keinginan-keinginan pribadi untuk menjadi diri sendiri. Istri maupun suami masih memerlukan “ruang” pribadi untuk lebih berkembang secara positif. Bagaimana?
detik.com Cemburu Itu Seksi